Home
Daftar Anggota
Galleri
Resep
Restoran Minang
Games
Download
Kamus Minang
Chat
Bursa Iklan
Radio Online
Weblink
SPTT Cimbuak
Cimbuak Toolbar
Menu Situs
Berita
Artikel
Prosa
Tokoh Minang
Adat Budaya
Agama
Kolom Khusus
Pariwisata
Berita Keluarga
Giring2 Perak
Berita Yayasan
Pituah

Malompek samo patah
Manyaruduak samo bungkuak
Tatungkuik samo makan tanah
Tatalantang samo minum aie
Milis Minang
Rantaunet
Surau
Aktivis Minang
Media Padang
PosMetro Padang

Sumatra Barat yang Cantik dan Eksotik---Jadi Turis di Kampung Sendiri
Written by Darwin Bahar   
Monday, 17 January 2005
Article Index
Sumatra Barat yang Cantik dan Eksotik---Jadi Turis di Kampung Sendiri
Page 2
Page 3


Bagian (3)

Kami tiba kembali di Bukit Tinggi belum terlalu petang sehingga sempat mengunjungi toko souvenir di dekat Jam Gadang. Saya lebih banyak berada di luar saja karena sering kurang sabar melihat Kur yang sangat fasih berbahasa Minang itu---berkat pernah tinggal dengan mertuanya-- kegigihannya dalam menawar lebih-lebih dari pepermpuan Minang sendiri.
Karena Kur dan anak-anak ingin ganti selera, malam itu kami makan martabak mesir di sebuah warung tenda. Sebenarnya saya ingin mengajak mereka makan Sate Mak Anjang khas Bukit Tinggi yang kuahnya bercampur dadih, yang saya ketahui berkat informasi dari Bung Heri Latief, penyair berdarah Minang yang bermukim di Negeri Belanda. Tetapi mengingat asupan kolesterol saya selama dua hari ini sudah melampaui batas saya urungkan saja.
Itu adalah malam terakhir kami di Bukit Tinggi. Besoknya kami akan ke Padang, dan setelah menginap semalam, keesokan siangnya kami akan kembali ke Jakarta.
Esokan harinyasehabis sarapan pagi, Kur dan anak-anak kembali ke Pasar atas untuk melengkapi oleh-oleh yang sudah dibeli sedangkan saya memilih beristirahat di kamar hotel saja. Kami berangkat ke Padang jam 11 siang, dengan mampir dulu ke Panorama di pinggir Ngarai Sianok, ke rumah kelahiran Proklamator dan Wapres Pertama RI Bung Hatta. Setelah itu singgah di gerai Kerupuk Sanjai Nita yang langsung dimasak di sana---usaha yang saya lihat berkembang dengan sangat pesat dalam dua tahun terakhir ini---untuk membeli
kerupuk sanjai khas Bukit Tinggi  dan beberapa jenis makanan kecil lainnya untuk oleh-oleh. Kemudian kami meneruskan perjalanan, berhenti di Restoran Pak Datuk di Padang Panjang yang setiap di sana saya biasanya “bingung” memilih ikan karena semuanya terlihat enak.
Kembali saya melihat anak-anak makan dengan lahap.
Selesai makan kami meneruskan perjalanan dan tidak lama kemudian kami memasuki, Lembah Anai cagar alam yang sangat asri dan terawat yang mungkin tidak ada duanya di Indonesia. Tadinya saya ingin berhenti di Air Mancur (air terjun) untuk berfoto, tetapi anak-anak yang saya lihat mulai mengantuk karena kekenyangan ogah turun. Akhirnya Air Mancur hanya kami liwati saja.
Sebelum chek-in di Hotel Bumi Minang saya minta Inof  untuk lewat jembatan Siti Nurbaya. Tetap jalan kesana ditutup karena hari itu bertepatan dengan pembukaan Pekan Kebudayaan Minangkabau yang lokasinya tidak jauh dari sana dan kemudian terlibat macet dan baru tiba di Hotel dan berpisah dengan Inof jam 5 petang.
Saya kembali hanya mengambil satu kamar plus extra bed dengan tarif yang sedikit lebih rendah dari Novotel. Karena hotel penuh, saya tidak bisa memperoleh kamar favorit saya di lantai enam yang jendelanya besar dan menghadap ke laut, tetapi di lantai lima dengan jendela kecil tetapi tetap menghadap ke laut. Hotel yang berarsitektur rumah bagonjong ini terletak di
bagian kota lama dan di sekelilingnya terdapat beberapa Gereja yang sudah ada sejak zaman Belanda. Kalau tidak ada bangunan bergonjong lainnya di luar, kita rasanya tidak berada di ranah Minang yang masyarakatnya terkenal sangat Islamistis. Apalagi alih-alih suara azan yang terdengar jelas adalah suara dentangan loceng gereja. Ciri lain, kalau Anda menghubungi resepsionis atau unit pelayanan hotel lainnya, Anda akan disapa dengan Assalamualaikum, dan
satu-satunya kitab suci yang ada di Hotel hanyalah Al Qur’an.
Ketika membongkar koper dari mobil saya baru sadar bahwa koper kami sudah beranak pinak. Kur yang biasanya berfikir praktis, begitu sampai di kamar meminta bantuan pertugas hotel untuk mencari kardus untuk mengepak berbagai barang-barang bawaan.
 
Malam itu saya mengajak Kur dan anak-anak untuk makan di Restoran Pagi-Sore yang terkenal itu yang berjarak sekitar 500 meter dari Hotel sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki, yang ketika itu kami lakukan dengan berpayung karena gerimis. Eh, rupanya sudah tutup, akhirnya saya ajak makan Soto (Padang) langganan saya di Pojok Karya yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari hotel. 
Malam itu saya mengubungi petugas Hotel minta hantaran mobil ke Bandara keesokan harinya.
Esok paginya Kur minta saya sarapan di Hotel saja sekalipun harus bayar. Kami akan ke Bandara jam 11 jadi masih cukup waktu untuk melihat-lihat Kota Padang
dengan taksi. Tetapi Kur dan anak-anak lebih memilih tinggal di kamar hotel saja, karena Padang, yang hampir tidak banyak berbeda dengan kota-kota provinsi lainnya di Indonesia memang terlihat tidak seramah Bukit Tinggi yang indah dan asri.
Sekitar jam 2 siang pesawat Garuda GA 163 yang kami tumpangi dari Padang mendarat dengan mulus di Bandara Soekarno-Hatta, dan 3 jam kemudian, kami tiba dengan selamat tidak kurang suatu apa di rumah kami di Depok.
Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT karena sudah dapat memenuhi hutang saya kepada anak-anak saya untuk membawa mereka mengunjungi kampung halaman papanya, dan mereka seperti halnya mama mereka,  terlihat
sangat menikmati perjalanan tersebut sekalipun singkat tetapi cukup padat.    

Selesai.

Wassalam, Darwin 

Trackback(0)
Comments (1)

parewa palala bana said:

alhamdulilah.. walau alun mangicok tabaun se lah manabik an salero.
baa untuak kawan kawan nan alun pernah ka minang kabau.. apo ajo biro perjalanan nan manjua ranah ming Da. ambo pengen jalan jalan sarupo itu, tapi indak tahu jalan nya klo ado paket nyo, kito bisa merencanaka liburan lebih efektif.
 
report abuse
vote down
vote up
April 11, 2009 | url
Votes: +0

Write comment
You must be logged in to a comment. Please register if you do not have an account yet.



Last Updated ( Monday, 17 January 2005 )
 
< Prev   Next >




Member Area
Status Radio
Radio Online Minang
Yayasan Palanta Cimbuak
Yayasan Palanta Cimbuak
Dari Awak, Oleh Awak, Untuak Kampuang
Nio berpartisipasi? Silakan klik disiko
Cimbuak Features

Cimbuak Chat


Cimbuak Chat


Free Email


Free Email
Yayasan Cimbuak
Situs Terbaik
Online Sekarang
We have 14 guests and 2 members online
Generated in 1.58358 Seconds