Home
Daftar Anggota
Galleri
Resep
Restoran Minang
Games
Download
Kamus Minang
Chat
Bursa Iklan
Radio Online
Weblink
SPTT Cimbuak
Cimbuak Toolbar
Menu Situs
Berita
Artikel
Prosa
Tokoh Minang
Adat Budaya
Agama
Kolom Khusus
Pariwisata
Berita Keluarga
Giring2 Perak
Berita Yayasan
Pituah

Bundo kanduang
Limpapeh rumah nan gadang
Amban puruak pegangan kunci
Amban puruak aluang bunian
Pusek Jalo kumpulan tali
Hiasan dalam nagari
Milis Minang
Rantaunet
Surau
Aktivis Minang
Media Padang
PosMetro Padang

Tafsir Pantun Minang (8) : Pantun Agama
Written by Dr. Ir. H. Darwis S.N. Sutan Sati   
Tuesday, 03 April 2007
Article Index
Tafsir Pantun Minang (8) : Pantun Agama
Page 2
Page 3
Page 4
Page 5
Page 6

Laka jo dulang dalam lubuak,
Pandan baduri malendo jalan.
Aka hilang paham tatumbuak,
Basarah diri pado Tuhan.


Artinya :

Laka dengan dulang didalam lubuk,
Pandan berduri melenda jalan.
Akal hilang paham tertumbuk,
Berserah diri kepada Tuhan.

Tafsir sampiran :

Laka jo dulang dalam lubuak, pandan baduri malendo jalan. Laka dan dulang adalah semacam alat-alat dapur. Ada didalam lubuk, karena mungkin orang mencucinya disungai. Pandan baduri malendo jalan, maksudnya jalan setapak yang dibagian pinggirnya ditumbuhi oleh pandan. Daun pandan itu berduri dan telah panjang-panjang sehingga melenda jalan, serta mengganggu orang yang lewat.

Tafsir isi pantun:
Aka hilang paham tatumbuak, basarah diri pado Tuhan. Isi dari pantun ini adalah berupa nasehat agama kepada orang-orang yang menghadapi masalah berat yang sulit dipecahkan atau dicari jalan keluarnya. Aka hilang paham tatumbuak artinya sudah habis akal dan daya upaya untuk menyelesaikan satu masalah. Segala upaya sudah diusahakan, termasuk meminta bantuan pada orang lain, tetapi tidak menolong. Banyak contoh-contoh kejadian yang dapat dialami dalam pengalaman hidup didunia ini, diantaranya ada yang mengenai usaha yang sedang dikerjakan, masalah keluarga, persoalan cinta asmara, berbagai jenis persoalan kemasyarakatan dan sebagainya, kita bias saja dihapkan dengan masalah rumit yang tak ada jalan keluar pemecahannya.
Pantun ini memberi petunjuk, bilan bertemu dengan hal seperti itu, maka jalan keluar yang terbaik adalah “basarah diri pada Tuhan”. Jangan sampai berputus asa, mengambil jalan nekad, apalagi kalau sampai mau bunuh diri. Ingat pada Tuhan Yang Maha Kuasa, berzikir dan berdo’a kepada-Nya. Ingat bahwa segala keputusan ada ditangan Allah SWT, kita hanya sebatas merencanakan dan mengusahakan, tapi keputusannya ada ditangan Tuhan. Kalau Allah SWT menghendakinya, apapun bias terjadi. Dan jangan coba-coba menentang kehendak Allah SWT. Banyak cara berzikir atau mendekatkan diri dan memohon kepada Allah SWT.
Tapi jangan salah pengertian dengan maksud pantun ini. Pantun ini hanya mengatakan bahwa kalau sudah hilang akal menghadapi suatu persoalan, maka ingatlah Tuhan, bukan berarti bahwa mengingat Tuhan itu hanyalah setelah menemukan persoalan yang rumit. Sebab hal yang disebut terakhir inilah yang banyak terjadi, dimana orang baru ingat dengan Tuhan apabila dia ditimpa kemalangan. Ingat firman Allah SWT dalam Al-Qur’an : “Tiada Aku jadikan jin dan manusia hanya untuk mengingat-Ku”.


Tajam alah celakpun ado,
Tingga dibao menggunakan.
adaik alah syarakpun ado,
Tingga dikito mamakaikan.


Artinya :

Tajam sudah kilatnyapun ada,
Tinggal dibawa menggunakan.
Adat sudah syarakpun ada,
Tinggal pada kita untuk memakainya.

Tafsir sampiran:
Tajam alah celakpun ado, tingga dibao manggunakan. Ini menggambarka keadaan sebuah pisau atau parang yang baru saja diasah, sudah tajam dan juga sudah mengkilat, siap untuk dipergunakan.

Tafsir isi pantun :
Adat alah syarakpun ado, tingga dikito mamakaikan. Maksudnya adat dengan segala macam ketentuannya sudah ada dan pada umumnya sudah diketahui. Demikian pula dengan agama Islam dengan syari’atnya juga sudah ada, kita pada umumnya sudah mengetahui apa yang dilarang dan disuruh oleh agama kita. Tinggal lagi bagaimana agar kita semuanya melaksanakan dan mematuhinya. Peringatan dari pantun ini seyogianya mendapat perhatian yang serius bagai masyarakat kita sekarang ini. Tidak saja untuk orang Minang, akan tetapi masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia mempunyai adat-kebiasaannya sendiri-sendiri, yang sekarang ini sudah tidak terlalu diindahkan lagi, termasuk adat Minangkabau.Penduduk Indonesia sebagian besar beragama Islam, akan tetapi banyak dari kaidah-kaidah agama yang sebenarnya sudah mereka ketahui, akan tetapi tidak diindahkan. Semua orang Islam tahu bahwa berjudi, memakan riba, merampok termasuk korupsi, memperkosa, mempertontonkan aurat wanita, membunuh dan sebagainya adalah dilarang keras dalam agama. Namun sekarang ini banyak orang Islam yang melakukannya, dan dibiarkan, bahkan ada yang dinikmati. Seperti misalnya acara buka-buka aurat ditelevisi , tak ada yang melarangnya, termasuk yang namanya para ulama, bahkan ada yang membolehkan demi kebebasan berekspressi.



Last Updated ( Tuesday, 03 April 2007 )
 
< Prev   Next >




Member Area
Status Radio
Radio Online Minang
Yayasan Palanta Cimbuak
Yayasan Palanta Cimbuak
Dari Awak, Oleh Awak, Untuak Kampuang
Nio berpartisipasi? Silakan klik disiko
Cimbuak Features

Cimbuak Chat


Cimbuak Chat


Free Email


Free Email
Yayasan Cimbuak
Situs Terbaik
Online Sekarang
We have 10 guests and 5 members online
Generated in 2.37152 Seconds