Kusuik Bulu Ayam Kusuik bulu ayam, yaitu suatu pertengkaran atau beda pendapat yang diperhitungkan tidak akan berbuntut panjang (tidak berakibat fatal).
Lazimnya kedua belah pihak akan berbaikan kembali, lebih-lebih tidak dicampuri oleh pihak ke tiga. Kusut bulu ayam diselesaikan dengan paruh. Kusut benang dicari pangkalnya. Kusut sarang tampuo, api menyudahinya
Mamuntahkan Santan Mamuntahkan santan, yaitu perilaku yang dapat dikatagorikan sebagai mubazir. Anjuran atau nasehat yang baik dibuang begitu saja, atau suatu pemberian/hadiah yang bagus, ditolak. Sebelum menolak, hendaklah mempertimbangkan sematang-matangnya, supaya tidak sampai menyesal di kemudian hari. Untuk itu perlu pengendalian diri dan perasaan.
Taimpik Lidah Tergencet lidah. Biasanya dalam menghadapi orang yang berpangkat, bangsawan, atau kaya raya, kita sungkan (malu atau keliwat hati-hati) mengemukakan pendapat sekalipun benar. Atau bisa juga karena kebetulan bersangkut-paut hutang dengan yang bersangkutan, sehingga kita tidak berani berbicara dengannya. Jadi kita sudah mengalah terlebih dahulu.
Basi Baiak Diringgik-i Besi yang baik dibuat ringgit. Karena bahannya memang sudah baik, tinggal melaksanakannya saja lagi. Bahan yang baik tentu akan menghasilkan produk yang baik. Barang yang baik diperbagus lagi.
Sairiang Batuka Jalan Seiring namun berbeda persepsi (pendapat). Tujuannya barangkali sama, tetapi cara melaksanakannya berbeda. Biasanya terjadi pada akhir perjalanan missi masing-masing.
Taulok Lidah Sesorang dalam memberikan sesuatu selalu setengah-setengah. Penyebabnya antara lain : kurang yakin/kurang percaya, dan ada ingatan hendak meminta kembali. Perilaku manusia seperti ini dikatakan : taulok lidah, meminta kembali apa yang telah diberikannya.
Sumber : Buletin Sungai Puar 27-Oktober-1988
Trackback(0)
|