mangapik Daun Kunyik Mangapik = menjepit (diketiak) daun kunyit (kunir). Kiasan bagi seseorang yang getol sekali memproklamirkan diri sebagai orang yang puya backing/pembela di belakangnya.
Juga mengobrol kehebatanya kepad lawan bicaranya, dia yang serba pintar dan dia serba tahu.
Mangandakkan Tanduak Kudo Sesuatu yang tidak mungkin direalisir, masak kuda bertanduk ? Istilah ini dipergunakan juga untuk menolak permintaan orang lain dengan jalan mengada-ada yang sama sekali tidak masuk akal.
pai ampok Pulang Aban Artinya : Pergi melempar pulangnya menimpa. Perdagangan yang pulan modal, tidak beruntung dan tidak merugi. Yang diperoleh hanya capeknya. Biasanya diucapkan dengan kesal sembari membanting apa saja. Sudah bersusah payah berusaha, hasilnya tidak ada, malepeh hao.
Manjagokan anjiang lalok Artinya membangunkan anjing tidur. Seseorang yang berusaha mencari gara-gara, memancing orang supaya marah lalu berkelahi. Biasanya malah menimbulkan bahaya bagi yang bersangkutan. Mengungkit-ungkit persoalan yang telah dilupakan orang, kemudian menimbulkan gara-gara.
Manjua kuciang Dalam Karuang Artinya menjual kucing dalam karung. Seseorang berusaha mengelabui orang lain untuk kepentingan diri sendiri. Si a akan senang sekali bila berhasil dan tanpa memikirkan resiko atas perbuatannya. Si A menjual suatu barang tanpa memberi tahukan kualitas barang yang dijual, dan si pembeli tidak bisa mengetahui kulitas dari barang yang di jual si A tersebut. Istilah lain sama dengan menipu.
Dulu Bajak Pado Singka Artinya : Bajak duluan, baru kemudian yang menarik bajak di belakangan. Suatu penyimpangan, bukan ? Peribahasa diatas merupakan sindiran bagi mereka yang suka kumpul kebo alias samen leven, hamil tanpa aqad nikahpengulu pejabat agama atau catatan sipil. Atau pasangan yang akibat pergaulan bebas, tanpa kontrol orang tua mereka. Pacahan Kaco sajo dalam paruik Pecahan kaca/beling saja dalam perut. Orang yang dalam penampilan sehari-hari biasa-biasa saja, tidak menampakkan kelainan. Tetapi hati dan perangainya tidak ketulungan, busuk, dengki, suka menghasut, pembual/pembohong. Juga diibaratkan kepada seseorang yang niat dalam hatinya hendak menyikat orang saja, menunggu kesempatan dan tidak peduli orang akan teraniaya ataupun menderita kerugian kaena ulah perangainya.
Sumber : Buletin Sungai Puar No. 24 Maret 1988
Trackback(0)
|