Home
Daftar Anggota
Galleri
Resep
Restoran Minang
Games
Download
Kamus Minang
Chat
Bursa Iklan
Radio Online
Weblink
SPTT Cimbuak
Cimbuak Toolbar
Menu Situs
Berita
Artikel
Prosa
Tokoh Minang
Adat Budaya
Agama
Kolom Khusus
Pariwisata
Berita Keluarga
Giring2 Perak
Berita Yayasan
Pituah

Pisau gadang pisau tambatu
Dibaok urang ka taluak bayua
Di makan anak dari salido
Rumah gadang basandi batu
Adat basandi alua
Alua nan kaganti rajo
Milis Minang
Rantaunet
Surau
Aktivis Minang
Media Padang
PosMetro Padang

Pentas Wayang Padang di TIM
Written by Budi Putra / Febrianti   
Wednesday, 12 July 2006
ImageTigapuluh tahun, bagi sebuah grup teater, bukan usia yang pendek. Bumi Teater Padang yang resmi berdiri 10 November 1976, pada 14 - 16 Juli ini kembali tampil di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, mementaskan Wayang Padang, karya/sutradara Wisran Hadi.

"Pementasan kali ini setidaknya memperlihatkan, bahwa
keberlansungan hidup sebuah grup teater dapat terjaga
bila pengasuhnya kukuh terhadap sikap dan komitmennya
pada kesenian khususnya, maupun kebudayaan umumnya,"
ujar Wisran Hadi, pengasuh/pimpinan Bumi Teater
Padang.
Setelah absen selama tujuh tahun, Bumi Teater, yang dipimpin sastrawan Wisran Hadi, menggelar pertunjukan teater berjudul Wayang Padang di Taman Budaya Padang dan di aula Universitas Andalas, Padang,
Wayang Padang juga akan dipentaskan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 14-16 Juli mendatang.


Wisran juga menyebutkan bagaimana kelanggengan kehidupan grup Teater Mandiri Putu Wijaya, Bengkel Teater Rendra, dll.

Wayang Padang berkisah tentang para dalang dan wayang.
"Semakin banyak orang jadi dalang dan didalangi. Sulit
dibedakan kini, mana dalang, mana yang didalangi.
Wayang berlagak seperti dalang, dalang sudah semakin
menjadi dalang," tulis Wisran dalam sinopsisnya.

Kata dalang yang disajikan Wisran setidaknya mengusung
makna dalam dua sisi ber-beda. Pertama, dalang
sebagaimana makna aslinya dalam bahasa Indonesia.
Kedua, dalang dalam bahasa Minang yang maknanya lebih
dekat kepada kegilaan, kesenewenan, kekurangwarasan.
Terlihat misalnya dalam dialog, "... yang jadi dalang
itu mestinya satu... Kalau banyak yang dalang
beginilah jadinya."

Drama yang disutradarai Wisran itu mengangkat cerita tentang semakin banyak orang yang menjadi dalang dan didalangi. Kisahnya tentang penghulu yang menjadi dalang. Dia terpaksa menjual tanah pusaka, sawah, air, dan pasir karena beban utang yang semakin tidak terpikul

Wisran memang dikenal sebagai sastrawan/dramawan yang
selalu menghadirkan nafas tradisi (Minangkabau) dalam
karya-karyanya.

Wayang Padang mengusung 26 orang pemeran/pemusik,
antara lain Raudha Thaib, Elida Rinto, Nina Rianti
Alda, Ade Lukas, Suhendri, Suhardiman Jipit, S Metron,
Tamsil Rosha, dan Rinto Algamar.

Wisran sendiri sejak 1972 telah menulis lebih dari 60 naskah drama.

Sebanyak 14 di antaranya memenangkan Lomba Penulisan Naskah Sandiwara yang diadakan Dewan Kesenian Jakarta tahun 1975 hingga 1985, 1998 dan 2003. Penerbitan buku Empat Sandiwara Orang Melayu membawa Wisran menerima penghargaan SEA Write Award tahun
2000.

Budi Putra
FEBRIANTI

Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/budaya/2006/07/04/brk,20060704-79734,id.html 

Trackback(0)
Comments (1)

Strongkeng said:

Ba'a pulo jadi'e kok banyak nan dalang dalam wayang padang ko, wayang padang dimainkan dalang, nan main dalang pulo, ba'a jadi'e penontong tantu labiah dalang...!!
Alah dalang pulo awak manulih komentarko..ya yai...!!

Ajo Strongkeng
 
report abuse
vote down
vote up
July 20, 2006
Votes: +0

Write comment
You must be logged in to a comment. Please register if you do not have an account yet.

 
< Prev   Next >




Member Area
Status Radio
Radio Online Minang
Yayasan Palanta Cimbuak
Yayasan Palanta Cimbuak
Dari Awak, Oleh Awak, Untuak Kampuang
Nio berpartisipasi? Silakan klik disiko
Cimbuak Features

Cimbuak Chat


Cimbuak Chat


Free Email


Free Email
Yayasan Cimbuak
Situs Terbaik
Online Sekarang
We have 14 guests and 5 members online
Generated in 0.63993 Seconds