Pituah |
Manjago aia muko Hiasan nan ndak bapunyo Samo rancak jo basyukur Nan jadi hiasan sanak nan lai |
|
Kesenian Tradisional Minangkabau |
|
|
|
Written by Carano Online (IKM ITB)
|
Thursday, 24 November 2005 |
Sekapur Sirih Orang Minangkabau memiliki tradisi seni pertunjukan yang termasuk paling kaya ragamnya di Indonesia. Acara-acara atau kegiatan-kegiatan yang lazim dilengkapi dengan seni pertunjukan adalah pesta keluarga (seperti perkawinan, khitanan, membuka rumah baru, menobatkan kutua adat baru) serta perayaan-perayaan rakyat (seperti saat panen, meresmikan mesjid, perayaan hari besar agama).
Acara-acara tersebut seringkali diawali dengan pawai keliling disiang hari yang biasanya melibatkan pemain-pemain talempong (suatu ensambel gong-gong kecil) dan gendang. Untuk acara keagamaan, musik arak-arakan ini dapat diganti dengan nyanyian keagamaan dengan diiringi rebana.Pertunjukan utama biasanya dimulai malam hari dan dapat berlangsung hingga subuh. Diantara bentuk kesenian yang ada, yang paling ramai dan mahal adalah randai, suatu bentuk teater yang dibawakan diluar rumah dengan melibatkan sekitar 20 sampai 30 pemain. Randai menggabungkan unsur tarian, musik instrumental, nyanyian lepas, nyanyian naratif, dengan adegan-adegan yang dilakonkan dan dialog-dialog lisan. Selain itu ada bentuk kesenian lain yang sederhana yang diselenggarakan dalam rumah dengan hanya melibatkan satu atau dua orang penyanyi dan satu atau dua alat musik pengiring. Diantara bentuk kesenian tersebut, ada yang membawakan suatu kisah yang dinyanyikan secara naratif (seperti dendang Pauah, Sijobang), ada yang dimulai denfan beberapa lagu lepas (non-naratif) tetapi kemudian berubah sifat menjadi kisah yang dinyanyikan (seperti Rabab Pariaman, Rabab Pasisia), serta saluang; bentuk kesenian yang tidak membawakan cerita sama sekali dan hanya terdiri dari lagu-lagu lepas. Cerita-cerita itu-yang sudah sering diketahui oleh pendengarnya-tidak disajikan sebagai hafalan, melainkan diceritakan secara spontan. Unsur spontanitas juga terdapat dalam syair-syair untuk lagu-lagu lepasnya. Pada umumnya suatu pertunjukan dimulai agak malam, kemungkinan setelah suatu pertunjukan pengantar-musik pop, atau tarian minang yang diringi talempong- dituntaskan. Pada tahap awal pertunjukan seperti pertunjukan saluang, Rabab Pariaman, suasana biasanya ringan, dan sering syair lagunya mengenai percintaan, yang kadang secara sugestif. Tetapi semakin jauh malam menjadi lebih bersuasana nostalgia, melankonis, dan sekaligus memilukan. Dengan jumlah pemain yang sangat terbatas, bentuk kesenian ini bersuara pelan dan bersifat akrab-cocok untuk tengah malam. Dari pendengarnya dituntut perhatian penuh, tetapi tidak selalu diperoleh: para penonton malah ngobrol, merokok, makan, main kartu dan domino; pada muda-mudi mencuri kesempatan bercumbu rayu. Kalau sudah sampai jam satu atau dua pagi, banyak penonton telah pulang, dan dari yang masih tinggal kebanyakan tertidur. Tetapi beberapa diantaranya masih bertahan duduk dekat dengan para pemain, menyimak syair-syairnya dengan tekun, sambil berdecak kagum pada suatu kalimat yang tepat, menuggu babak-babak cerita selanjutnya. Untuk dapat merasakan apa daya tarik bentuk kesenian tersebut kepada penontonnya, kita mungkin dapat membayangkan ada seorang aktor professional yang sedang duduk diruang tamu kita, yang selama berjam-jam membawakan suatu cerita atau syair-syair, dengan meyertakan didalam ceritanya nama, tempat, orang-orang dan keadaan sehari-hari kehidupan kita sendiri. Pada edisi pertama ini, kami menyajikan salah satu diantaranya yakni kesenian Saluang. Nama Saluang diambil dari nama seruling panjang yang acapkali menjadi satu-satunya alat pengiring yang digunakan pada seni pertunjukan ini. Bentuk kesenian ini (yang kadang-kadang disebut juga Saluang jo Dendang-saluang disertai nyayian) sangat populer didaerah darek dan dikalangan orang-orang darek di perantauan. Kesenian ini selain ditampilkan pada acara perayaan kampung dan acara keluarga, juga sering ditampilkan pada sejenis acara pengumpulan dana malam bagurau. Saluang itu sendiri adalah sebuah pipa bambu terbuka, panjangnya sekitar 65 cm dengan diameter dalam sekitar 2,5 cm, dengan 4 lobang jari. Pemain, biasanya laki-laki, memegang saluang miring ke bawah dan ke satu sisi. Untuk menghasilkan aliran suara yang tak terputus, pemain tersebut menggunakan teknik nafas "circular breathing" supaya suara tidak berhenti sewaktu pemain menarik nafas. Sulit menjelaskan sistem laras yang diterapkan pada musik saluang. Beberapa tangga nada dipakai dalam repertoar; intonasi sering tidak stabil; dan tidak ada sistem pelarasan yang mutlak. Untuk saluang dengan nada dasar C=do, kita boleh menganggap tangga nada pokok yang dimainkan sebagai nada do, re, mi, fa, sol. Tapi dalam kenyataannya nada do kadang-kadang cenderung menuju di (1) . Gegitu pula halnya untuk nada-nada lainnya yang diperoleh dengan menutup separoh dari lubang jari. Ada kalanya pemain saluang memainkan nada-nada yang berada diatas dan dibawah nada pokok. Melodi saluang berbentuk ulangan meskipun syair-syair yang dinyanyikan berubah-ubah. Dalam pertunjukan, pemain saluang selalu didampingi oleh seorang penyanyi (pendendang), yang membawakan pantun. Satu pantun biasanya selesai dalam satu ulangan melodi. Seringkali ada dua atau tiga penyanyi yang tampil:mereka biasanya menyanyi secara bergantian diiringi saluang. Lagu-lagu saluang digolongkan berdasarkan suasana atau emosi. Sebagian besar masuk ke golonga lagu sedih, dan banyak diantaranya diistilahkan dengan ratok, "ratapan". Satu sub-kategori dari lagu-lagu sedih dikira berasal dari daerah sekitar Gunung Singgalang; lagu-lagu ini, yang semua judulnya diawali dengan kata Singgalang, mempunyai ciri khas pada saluang, yaitu semacam getaran (oscillation) antara dua nada yang berdekatan. Lagu-lagu sedih selalu nonmetris (tanpa mad). Sebaliknya, dua golongan lagu lainnya-gembira dan 'setengah gembira'- selau metris. Selain penggolongan menurut suasana, ada juga pengelompokan yang berdasarkan nada pokok (nada yang memulai setiap perulangan) seperti "tertutup" yakni dengan menutup semua lubang jari, "tutup tiga" yakni dengan membuka lubang terjauh dari mulut pemain, serta "tutup dua" dan "tutup satu". Kebanyakan lagu dari daerah pantai Sumatera barat (pasisia) tergolong "tertutup", sedangkan kebanyakan ratok tergolong "tutup tiga". Untuk lagu-lagu dari daerah Danau Maninjau tergolong pada "tutup dua", sedangkanlagu-lagu yang diambil dari kesenian Sijobang biasanya tergolong pada "tutup satu". Judul-judul lagu saluang yang banyak dikenal dimasyarakat antara lain : Padang Magek Ratok koto Tuo Ratok Solok Muaro Labuah Pariaman Lamo Lubuak Sao Ambun Pagi Berikut ini kami berikan syair beberapa lagu saluang :  Padang Magek Lah Masak padi Padang Magek Lah dituai anak lah tuan oi ondeh lah mudo-mudo Kasiah sayang minta dijawek Lah ko lai didalam lah tuan oi ndeh lah hati juo Lah Masak padi Padang Magek Lah manguniang ndeh lah tuan oi lah daun tuonyo Tuang Tagamang lai bajawek Denai tagamang lah tuan ai yo ondeh lah jatuah sajo Kalam bakabuik Bukik Kaluang Tampak nan dari lah tuan oi ndeh lah Kampuang Lambah Bapasan denai ka nan kanduang Janji nan dulu lah tuan oi ondeh lah jan diubah Kaparak batuang den sandakan Kajalan urang lah tuan oi ondeh lah taniayo Ka tuan untuang disandakan Lah indak nan kontan lah tuan oi ondeh lah surang juo  Ratok Solok Nan singkarak jo Paniggahan O nan ka pasa ka Sumani Ka pasa ka Sumani ulah dek rono tarang bulan Palito nyala dipadami Palito nyala dipadami O nan kok ado janjang ka langik Bialah dunia den tinggakan Iduik nan banyak sansaronyo Apo ka tenggang tukang jaik Kok lai balabiah pangguntiangan Siso dibaok rang nan punyo Gadang-gadang kayu di rimbo Sikaduduak da(h)nguang-mandanguang Sikaduduak danguang-mandanguang Kadang-kadang hati kok ibo dima duduak si(h)nan bamanuang Dima duduak sinan bamanuang http://ukmitb.tripod.com/kesenian.htm Carano online
Trackback(0)
|
Last Updated ( Thursday, 24 November 2005 )
|
|
Status Radio |
|
Yayasan Palanta Cimbuak |
Dari Awak, Oleh Awak, Untuak Kampuang Nio berpartisipasi? Silakan klik disiko |
Online Sekarang |
We have 12 guests and 5 members online |
|