Home
Daftar Anggota
Galleri
Resep
Restoran Minang
Games
Download
Kamus Minang
Chat
Bursa Iklan
Radio Online
Weblink
SPTT Cimbuak
Cimbuak Toolbar
Menu Situs
Berita
Artikel
Prosa
Tokoh Minang
Adat Budaya
Agama
Kolom Khusus
Pariwisata
Berita Keluarga
Giring2 Perak
Berita Yayasan
Pituah

Dalam awa akhia mambayang
Dalam baiak kanalah buruak
Dalam galak tangih ka tibo
Hati gadang hutang kok tumbuah
Milis Minang
Rantaunet
Surau
Aktivis Minang
Media Padang
PosMetro Padang

Randai, Sebuah Kesenian Daerah Dari Minangkabau
Written by Admin   
Tuesday, 05 July 2005

Randai merupakan suatu teater tradisi yang bersifat kerakyatan yang terdapat di daerah Minangkabau, Sumatera Barat. Sampai saat ini, Randai masih hidup dan bahkan berkembang serta masih digemari oleh masyarakatnya, terutama di daerah pedesaan atau di kampung-kampung. Menurut pembagian daerah di Minang disebut Negari.

Teater tradisi bertolak dari sastra lisan, begitu juga Randai bertolak dari sastra lisan yang disebut: kaba (dapat diartikan ''cerita'') BAKABA artinya bercerita. Ada dua unsur pokok yang menjadi unsur Randai:

PERTAMA, unsur penceritaan, yang diceritakan adalah kaba, dan dipaparkan/disampaikan lewat gurindam, dendang dan lagu, yang sering diiringi oleh alat musik tradisional Minang, yaitu: salung, rebab, bansi, rebana, atau yang lainnya.

KEDUA, unsur laku dan gerak atau tari, yang dibawakan melalui gelombang. Gerak tari yang digunakan bertolak dari gerak-gerak silat tradisi Minangkabau, dengan berbagai variasinya dalam kaitannya dengan gaya silat di masing-masing daerah.

Meskipun pada dasarnya budaya yang menopang termasuk kelompok budaya etnis ''melayu'', namun budaya Minang lebih terlihat spesifiknya dibanding dengan teater tradisi lainnya di daerah Sumatra pada umumnya. Terutama sekali sangat terasa bahwa tarian Minang yang bersumber dari silat Minang, gerak-geraknya sangat spesifik. Berbeda dengan tarian ''melayu'' pada umumnya.

Kehidupan budaya masyarakat minagkabau, dapat tercermin dari pertunjukkan Randai, baik dialog yang diucapkan yang penuh dengan pantun dan syair serta prosa liris yang berupa untaian bait yang masing-masing bait umumnya terdiri dari empat baris, dua baris berisi sampiran, sedangkan dua lainnya berisi maksud yang sebenarnya. Dalam pertunjukkan Randai hal itu meskipun tidak terlalu ketat namun masih terasa bahwa mereka menyadari perlunya bait-bait tersebut untuk menjaga irama-irama pertunjukkan agar sesuai dengan gurindam dan dendang yang ada.

Karena sifatnya yang liris, yang terikat dengan jumlah suku kata dan adanya sajak, syair, pantun, maka kaba selalu didendangkan. Didalam Randai bagian-bagian cerita yang didendangkan inilah yang disebut gurindam. Gurindam dan tari yang bersumber dari gerak silat inilah yang menjadi ciri khas Randai sebagai Teater Tradisi Minang.

Cerita yang dimainkan umumnya dari kaba yang ada, yang merupakan bentuk sastra lisan di Minangkabau yang terkenal. Kaba-kaba yang populer umumnya cerita yang dihidangkan sudah dikenal oleh masyarakatnya, bahkan grup Randai sering memakai nama cerita, misalnya Grup Randai Magek Manadin, Grup Randai Anggun nan Tongga, Grup Randai Rambun pamenan, dan Grup Randai Gadih Rantin. Padahal semua itu adalah cerita-cerita yang populer dan digemari oleh rakyat Minang. Cerita Rakyat, dongeng, legenda, dan lain sebagainya.

Pertunjukkan Randai umumnya dilakukan di alam terbuka, dalam bentuk arena dan tidak memakai panggung. Rakyat penonton dan pertunjukkan menjadi satu. Pertunjukkan Randai tidak memakai dekor, dan tidak ada batas antara pemain, penonton dan pemain musik. Karena terasa sangat akrab, mereka tahan menonton dari jam delapan malam sampai subuh pagi.

Randai tumbuh benar-benar dalam lingkungan masyarakat kebanyakan, karena dalam struktur masyarakat Minang tidak membedakan golongan dalam masyarakat yang ada. Randai sekaligus menggambarkan kehidupan masyarakat sehari-hari. Sesuai dengan petatah-petitih Minangkabau yang berbunyi: ''Kesenian Minang Mambusek dari Bumi dan Manitik Dari langik''.

Sumber: Indosiar.com

Trackback(0)
Comments (4)

rama said:

Assalammualaikum
pak masuak an gailah asa usul raba, dendang, basijobang, pokoknyo yang sastra lisan minangkabau
:cry :cry :cry :cry
 
report abuse
vote down
vote up
December 30, 2005
Votes: -1

Tamu said:

awak sabanaa suko mancaliak randai. awk sebagai generasi mudo minang bangga punyo budayaa tradisional nan rancak. lestarikan taruih untuak sadonyo urang minang.....hiduik urang minang
 
report abuse
vote down
vote up
May 12, 2006
Votes: +0

upik nan ado di medan said:

tarimo kasih banyak yo cimbuak net. awak alah acok bana ditolong samo cimbuak net dalam manyalasaian tugas kuliah awak. cimbuak batua-batua manyadiokan informasi-informasi yang terkini, sahinggo awk dak pernah katinggalan informasi tentang kampuang awak. awak badoa mudah-mudahan cimbuak tatp ado dan taruih hiduik. jan pernah mati-mati. hiduik cimbuak. awak ingin supayo di edisi nan baru ko tentang bukittinggi, soalnyo kampuang awak di sinan. makasih yo......
 
report abuse
vote down
vote up
May 12, 2006
Votes: +0

Syd said:

salam sadoe..

Syd gho dari Shah Alam, Malaysia..
Syd inyo batanyo, dima Syd bulieh
balajar apa2 maksuid2 rentak tarian
randai non?
sbb kalau dikiuit-an, katonyo setiap langkah
ada maksuid2 tatantu.

Syd bharok ado yang disiko sudi memberitahu ataupun beri link yang berkenaan.

timo kasih.

salam.

Syd
 
report abuse
vote down
vote up
June 02, 2008
Votes: +1

Write comment
You must be logged in to a comment. Please register if you do not have an account yet.

Last Updated ( Wednesday, 06 July 2005 )
 
< Prev   Next >




Member Area
Status Radio
Radio Online Minang
Yayasan Palanta Cimbuak
Yayasan Palanta Cimbuak
Dari Awak, Oleh Awak, Untuak Kampuang
Nio berpartisipasi? Silakan klik disiko
Cimbuak Features

Cimbuak Chat


Cimbuak Chat


Free Email


Free Email
Yayasan Cimbuak
Situs Terbaik
Online Sekarang
We have 14 guests and 5 members online
Powered By PageCache
Generated in 0.81753 Seconds