Home
Daftar Anggota
Galleri
Resep
Restoran Minang
Games
Download
Kamus Minang
Chat
Bursa Iklan
Radio Online
Weblink
SPTT Cimbuak
Cimbuak Toolbar
Menu Situs
Berita
Artikel
Prosa
Tokoh Minang
Adat Budaya
Agama
Kolom Khusus
Pariwisata
Berita Keluarga
Giring2 Perak
Berita Yayasan
Pituah

Pisau gadang pisau tambatu
Dibaok urang ka taluak bayua
Di makan anak dari salido
Rumah gadang basandi batu
Adat basandi alua
Alua nan kaganti rajo
Milis Minang
Rantaunet
Surau
Aktivis Minang
Media Padang
PosMetro Padang

Dari Budaya Jadi Rupiah
Written by Admin   
Sunday, 29 May 2005
Chan Umar menjadi bukti bahwa sejarah seni ukir pernah tumbuh dan berkembang di bumi Sumbar. Elma Yulnita sukses meraup rupiah setelah beralih profesi dari pengajar menjadi perajin tenun songket

Sumatra Barat tidak hanya terkenal dengan keindahan alam. Daerah tersebut juga tersohor dengan kekayaan budaya. Satu di antaranya adalah seni ukir yang berpusat di Nagari Pandai Sikek, Padang Panjang, 20 kilometer dari Bukittinggi, Sumbar. Di daerah tersebut terdapat sebuah kios sederhana milik Chan Umar yang bisa menjadi bukti bahwa seni ukir pernah tumbuh dan berkembang di Sumbar.

Chan membuka usahanya dengan dibantu oleh 12 orang karyawan. Ide ukiran sebagian besar berasal dari Chan. Para karyawan dipekerjakan untuk mendukung produksi mulai dari proses pemotongan kayu surian atau suren sebagai bahan baku utama, hingga tahap pengukiran dan pewarnaan. Mereka bekerja dengan teliti. Keunggulan produk yang dihasilkan Chan berasal dari kecermatannya menorehkan motif dan menentukan warna. Tidak heran jika ukiran ala Chan terkenal hingga ke mancanegara. "Bule itu kira-kira 10 persen [konsumen] dari produk saya," kata Chan. Para turis biasanya memilih ukiran kayu berukuran kecil sebagai suvenir.

Chan Umar telah mempelajari seluk beluk teknik ukiran sejak 30 tahun silam. Gurunya adalah tokoh ukir yang biasa dipanggil Pak Tuo. Berkat kesungguhannya itu, Chan kini termasuk salah seorang perajin yang disegani. Untuk menjaga agar seni ukir tidak punah, Chan menularkan keterampilan ukirnya kepada kaum muda.

Selain ukiran kayu, daerah Nagari Pandai Singkek juga terkenal dengan kerajinan tenun songket. Pangsa pasar produk itu terutama berasal dari kalangan menengah ke atas. Konsumen tenun songket kian hari kian meningkat. Melihat gejala seperti itu, Emma Yulnita tidak membuang kesempatan. Elma yang semula berprofesi sebagai pengajar, banting setir menjadi perajin tenun songket.

Usahanya dimulai pada 1986 dengan modal Rp 150 ribu. Saat itu, dia masih memproduksi barang-barang seadanya, seperti tempat lipstik, dompet, dan rumah adat Minang. Usahanya kemudian mencuat setelah empat tahunan menggeluti bisnis kerajinan. "Di tahun `90-an ada rezeki dikit, kebetulan ada tender dari Hotel Pusako sampe `96," tutur Elma.

Ketekunannya menggeluti bisnis tenun songket mendatangkan berkah. Dia kini menjadi perajin yang terbilang sukses. Pengusaha yang mengaku hafal 20 motif dari 200 motif tenun ini belakangan juga memproduksi barang sesuai pesanan dengan berbagai modifikasi. Produk Elma tidak sekadar menjadi koleksi atau hiasan di dalam rumah. Kini konsumen dengan bangga menggunakan produk itu pada acara-acara resmi.(YAN/Tim Liputan 6 SCTV)

Seni Kerajinan Ukir dan Tenun Songket Pandai Sikek
Ibu Erma Yulnita
Sumatra Barat
Telepon: (0752) 498191-498327

Ibu Susmala
Padang Panjang 27151
Sumatra Barat
Telepon: (0752) 498193
email; This e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it

Sumber : http://www.liputan6.com/fullnews/81068.html

Trackback(0)
Comments (3)

Lizen said:

Memang bilo suatu kagiatan kalau dilakukan sungguah-sunguah dan dari hati nan janiah sarati mandalam pasti berhasil. Kabaranian hijrah dari maaja ka usaho bilo jo tekat nan kuek sarato tulus, pasti akan maasiakan nan manyanagkan hati. Salamat ka dunsanak Chan alah mambukak lapangan karajo baru sahinggo mangurangi pangangguran dan mahasiakan pitih. Mudah-mudahan ado nan maikuti semangat nan sarupoko. Pasti Ranah Minang akan bangkik dan dikenal di saantero dunia. Selamat dan sukses.
 
report abuse
vote down
vote up
June 07, 2005
Votes: +0

Lizen said:

Terima kasih dunsanak YAN/Tim Liputan 6 SCTV. Anda semua telah memperkenalkan Pandai Sikek ke masyatakat luas. Tentu ini akan menambah banyak orang yang kenal dengan hasil karya putra-purti minang, akan datang dan berbelanja ke Pandai Sikek berati pendapatan produsen secara langsung akan maningkat, tidak melalui perantara. Ucapan terima kasih yang lebih banyak lagi adalah anda telah menulis dan mempupulerkan Pandai Sikek pada tulisan/berita ini dengan menggunakan nama sebenarnya (bukan Pandai Sikat). Populerkan nama-nama bernuansa/beridentitas Minang. Salam hangat
 
report abuse
vote down
vote up
June 07, 2005
Votes: +0

ikin said:

..............?
 
report abuse
vote down
vote up
May 10, 2006
Votes: +0

Write comment
You must be logged in to a comment. Please register if you do not have an account yet.

 
< Prev   Next >




Member Area
Status Radio
Radio Online Minang
Yayasan Palanta Cimbuak
Yayasan Palanta Cimbuak
Dari Awak, Oleh Awak, Untuak Kampuang
Nio berpartisipasi? Silakan klik disiko
Cimbuak Features

Cimbuak Chat


Cimbuak Chat


Free Email


Free Email
Yayasan Cimbuak
Situs Terbaik
Online Sekarang
We have 9 guests and 7 members online
Powered By PageCache
Generated in 0.45145 Seconds