Home
Daftar Anggota
Galleri
Resep
Restoran Minang
Games
Download
Kamus Minang
Chat
Bursa Iklan
Radio Online
Weblink
SPTT Cimbuak
Cimbuak Toolbar
Menu Situs
Berita
Artikel
Prosa
Tokoh Minang
Adat Budaya
Agama
Kolom Khusus
Pariwisata
Berita Keluarga
Giring2 Perak
Berita Yayasan
Pituah

Nak Urang koto ilalang
Nak lalu ka pakan Baso
Malu jo sopan kok lah ilang
Habihlah raso jo pareso
Milis Minang
Rantaunet
Surau
Aktivis Minang
Media Padang
PosMetro Padang

Rumah Gadang, Simbol Budaya Minangkabau
Written by Admin   
Friday, 13 May 2005

Orang Minangkabau menganggap Rumah Gadang sebagai simbol budaya yang harus dipertahankan sesuai pesan leluhur. Sayangnya, banyak Rumah Gadang yang sudah terkikis zaman.

Bagi masyarakat Minangkabau, Rumah Gadang adalah satu di antara simbol budaya. Rumah Gadang yang berarti rumah besar bahkan menjadi milik berharga suatu kaum di Ranah Minang. Menurut pesan leluhur, mempertahankan Rumah Gadang adalah tugas mulia yang harus didahulukan. Sayangnya, tak semua Rumah Gadang dalam kondisi baik. Ketiadaan dana membuat sebagian rumah adat Minang tersebut harus menyerah dimakan usia atau dimakan lapuk, bahkan dimakan kemajuan jaman. Tak jarang, malah dihancurkan untuk bangunan baru yang lebih modern.

Satu di antara sedikit Rumah Gadang yang masih bertahan adalah yang dipelihara Datuk Panghulu Basa sebagai pemangku adat sukunya. Rumah Gadang itu terletak di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Menurut Datuk Panghulu Basa, baru-baru ini, rumah warisan keluarganya telah berusia sekitar 350 tahun. Bangunan bersejarah itu dibangun Datuk Panghulu Basa yang pertama, sedangkan ia adalah datuk yang kelima.

Selama berabad-abad, bangunan tersebut tetap terjaga keasliannya. Walau rayap memangsa di sana-sini, Rumah Gadang milik Datuk Panghulu Basa itu tetap tegak berdiri. Menurut Datuk Panghulu Basa, kuncinya terletak pada pemilihan serta pengolahan kayu. Awalnya, si pembuat Rumah Gadang mengumpulkan kayu juara sekitar setahun. Batang-batang kayu tersebut kemudian direndam selama enam bulan. Setelah melewati proses ini, Datuk Panghulu Basa I segera mengumpulkan kaumnya. Selanjutnya, secara bergotong royong, mereka mulai membangun simbol budaya tersebut selama setahun.

Seiring perjalanan waktu, Rumah Gadang tersebut kini menjadi tanggung jawab Datuk Panghulu Basa V. Di dalam Rumah Gadang, juga masih tersimpan beberapa alat rumah tangga yang digunakan di masa lampau. Rumah peninggalan itu juga masih memiliki tungku kuno atau tempat memasak yang terbuat dari tanah. Bila hendak dipergunakan untuk memasak, menurut Datuk, sepasang batu harus ditaruh di atas tungku.

Lebih jauh Datuk mengungkapkan, seperti Rumah Gadang lainnya, banyak ritual adat yang digelar di bangunan tersebut. Upacara perkawinan adalah satu di antaranya. Bahkan, 200 tamu dapat tertampung sekaligus di dalam Rumah Gadang itu. Hingga saat ini, bangunan peninggalan leluhur itu masih kerap dipergunakan dalam acara pernikahan. Meski ratusan tamu memenuhi Rumah Gadang, sejumlah penari masih dapat mempertunjukkan kebolehan mereka. Misalnya, Tari Piring.

Fungsi Rumah Gadang tak cuma sebagai tempat melangsungkan pernikahan. Rumah Gadang juga berfungsi mempertahankan sistem matrilineal--sistem kekerabatan dari garis ibu yang dianut etnis Minangkabau. Buktinya, tujuh bilik atau kamar di Rumah Gadang diperuntukkan bagi anak dan kemenakan perempuan. Datuk mencontohkan, seumpama seorang anak atau kemenakan perempuannya melangsungkan pernikahan, maka dia bersama sumando--menantu laki-laki--tidur di sana pada malam harinya. Sedangkan anak laki-laki yang belum menikah diharuskan tidur di surau. Bila sudah kawin, mereka harus berdiam di kediaman istri masing-masing.

Sekadar diketahui, bentuk dasar dari bangunan Rumah Gadang adalah segi empat atau empat persegi panjang. Ini juga ditentukan oleh jumlah ruang di dalamnya yang selalu ganjil, yakni tiga, lima, tujuh, dan sembilan. Konon, pada masa lampau, ada yang mempunyai 17 ruang. Keunikan bangunan adat yang berbentuk rumah panggung itu adalah atapnya yang lancip. Lengkungan pada atapnya juga mirip dengan bentuk tanduk kerbau. Sedangkan badan rumahnya juga melengkung, landai seperti badan kapal. Untuk menaiki Rumah Gadang harus melalui tangga yang terletak di muka rumah. Di atas tangga ini diberi atap yang menjulang ke depan.

Rumah Gadang juga merupakan bangunan induk dari sejumlah bangunan lainnya. Masing-masing adalah Balairung, Rangkiang, dan Musala. Bentuk Rangkiang atau lumbung padi sangat mirip Rumah Gadang. Rangkiang juga merupakan bangunan pelengkap Rumah Gadang yang berada tepat di halaman depan.(ANS/Aldian)

Sumber : http://www.liputan6.com/

Trackback(0)
Comments (1)

Lizen said:

Kalau ado dari dunsanak nan bisa manjalehkan labiah rinci managanai sejarah dari awal pendirian rumah ko, konstrusi, fungsi dan paranannyo, kanapo menghadap sarupo kini, apo gunonyo pakai baruah rumah dll di keluarga datuak tu, tantu bisa menggamba nan labiah menarik untuak pengunjuang rumah gadangko.
 
report abuse
vote down
vote up
May 14, 2005
Votes: +0

Write comment
You must be logged in to a comment. Please register if you do not have an account yet.

 
< Prev   Next >




Member Area
Status Radio
Radio Online Minang
Yayasan Palanta Cimbuak
Yayasan Palanta Cimbuak
Dari Awak, Oleh Awak, Untuak Kampuang
Nio berpartisipasi? Silakan klik disiko
Cimbuak Features

Cimbuak Chat


Cimbuak Chat


Free Email


Free Email
Yayasan Cimbuak
Situs Terbaik
Online Sekarang
We have 6 guests and 3 members online
Powered By PageCache
Generated in 0.41807 Seconds