Pituah |
Kamanakan barajo ka mamak Mamak barajo ka panghulu Panghulu barajo ka mufakat Mufakat barajo ka nan bana Bana badiri sandirinyo |
|
Written by Litbang Kompas
|
Thursday, 31 March 2005 |
HAMPIR dua tahun, Kota Payakumbuh terlambat menerapkan otonomi daerah. Akibat kemelut berkepanjangan antara legislatif dan eksekutif, baru pada September 2002, setelah pelantikan wali kota yang sah, otonomi mulai dilaksanakan. Pada tahun 2002 terjadi dua kali pergantian wali kota, dari Darlis Ilyas kepada Yulrizal Baharin, dan selanjutnya ke Josrizal Zain. Meski terlambat, hal itu tidak menyurutkan kota ini memantapkan diri sebagai pusat perdagangan, agroindustri, dan wisata budaya
BERLARUTNYA perseteruan antara lembaga legislatif dan eksekutif menyebabkan program pembangunan tersendat. Bahkan, roda pemerintahan pun terhenti karena pegawai negeri berada dalam ketidakpastian dan sempat dinon-aktifkan. Selain roda pemerintahan terhenti, kegiatan masyarakat pun terbengkalai. Salah satunya, pacu itik 800- 1.000 meter, permainan tradisional khas Anak Nagari sempat terpendam. Layaknya sebuah kota, struktur perekonomian Kota Payakumbuh didominasi kegiatan sektor tersier, antara lain meliputi perdagangan, angkutan, dan komunikasi, serta pelayanan jasa-jasa. Semua kegiatan tadi pada tahun 2001 menghasilkan tak kurang dari Rp 356 miliar, menguasai dua pertiga bagian dari total kegiatan ekonomi kota. Pelayanan jasa-jasa, terutama jasa pemerintahan, membe- rikan kontribusi terbesar. Selain menjadi ibu kota bagi Kota Payakumbuh, Payakumbuh masih menjadi ibu kota kabupaten yang mengelilinginya, Kabupaten 50 Kota. Meski Kabupaten 50 Kota telah memiliki pemerintahan sendiri, pusat pemerintahan masih berada di wilayah Kota Payakumbuh. Ini menyebabkan sektor pelayanan jasa pemerintahan di Kota Payakumbuh memiliki porsi besar dalam total kegiatan perekonomian daerah. Ia menjadi pusat dua pemerintahan, sekaligus pusat perdagangan kedua daerah. Kegiatan perdagangan di Payakumbuh, apalagi ingin menjadi sentra yang dicita-citakan, masih bergantung pada hasil-hasil pertanian daerah sekitarnya, terutama Kabupaten 50 Kota. Komoditas yang masuk ke Payakumbuh kemudian diperdagangkan ke Padang, Pekanbaru, Batam, bahkan ke luar negeri antara lain tembakau, gambir, hasil ternak, beras, gula aren, dan hasil bumi lainnya. Tahun 2001, aktivitas perdagangan Kota Payakumbuh bernilai Rp 105 miliar, meningkat 13,5 persen dari tahun sebelumnya. Dari Payakumbuh, komoditas perdagangan yang potensial berasal dari industri-industri rumahan yang banyak membuat sulaman, bordiran, tenun tradisional, dan makanan khas daerah dari beras seperti batiah, beras rendang, dan gelamai (semacam dodol). Sentra industri ini berada di Kecamatan Payakumbuh Barat dan Payakumbuh Utara. Industri-industri yang ada di sini berskala kecil, namun mampu berproduksi untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri. Terdapat sekitar 10-15 eksportir yang memasarkan sulaman bordir dan songkok kepala ke Malaysia melalui Pelabuhan Teluk Bayur. Bahan baku yang digunakan pengusaha- pengusaha garmen ini berasal dari Bukittinggi dan Padang. Peluang ekspor komoditas andalan baru terbuka bagi pengusaha garmen. Sementara pengusaha makanan khas daerah baru mampu memasarkan produknya secara lokal (kawasan Sumatera Barat). Untuk menjangkau pasar luar negeri, pengusaha makanan masih terbentur pada masalah kemasan yang menentukan daya tarik dan daya tahan makanan. Dilihat dari ketenagakerjaan, sepertiga dari 44.554 tenaga kerja bekerja di sektor perdagangan, sementara 21 persen bekerja di sektor jasa-jasa. Jumlah sebanyak ini sangat mendukung untuk menggiatkan perdagangan karena akan menyerap konsumsi barang lebih banyak. Sedangkan sektor pertanian dikembangkan oleh sekitar 10.000 tenaga kerja (22 persen). Dalam kegiatan pertanian, komoditas yang turut menggerakkan perdagangan berasal dari kelompok tanaman bahan pangan. Produktivitas padi cukup tinggi di wilayah perkotaan ini. Dari lahan 6.845 hektar, produksi padi 33.835 ton. Selain dikonsumsi sebagai bahan makanan pokok, beras dimanfaatkan untuk membuat makanan khas daerah. Jenis tanaman lain yang cukup berlimpah adalah ubi kayu, pisang, rambutan, mentimun, dan kangkung. Di sektor peternakan, Payakumbuh termasuk produsen ternak cukup besar di Sumatera Barat. Produksi daging sapi, kerbau, kuda, kambing, ayam, dan itik tahun 2002 lalu 2,3 juta ton. Sementara produksi telur dari ayam ras, ayam kampung, dan itik 1,9 juta ton. Untuk menjadi sentra perdagangan, sarana pendukung di Kota Payakumbuh menjadi penting ditingkatkan. Kota ini melengkapi diri dengan empat unit pasar dan pusat pertokoan yang menampung kegiatan pedagang. Namun, jangan dulu berharap di sini dapat ditemukan gudang-gudang tempat penyimpanan barang dagangan agar tahan lama. Baru dalam tahap wacana di tingkat pemerintahan keinginan membangun sistem pergudangan yang mendukung aktivitas perdagangan yang modern. Infrastruktur jalan juga mulai ditingkatkan kondisinya. Saat ini tengah dibangun jalan lingkar luar bagian utara (10,45 km) dan selatan (15,34 km) yang menghubungkan Kota Pekanbaru dan Bukittinggi, disebut dengan Payakumbuh Bypass. Pembangunan jalan senilai Rp 31 miliar yang berasal dari pinjaman pemerintah pusat ke Bank Pembangunan Asia (ADB) ini diharapkan mampu menunjang perekonomian kota. Termasuk mengalihkan kepadatan lalu lintas di jalan nasional yang melalui pusat kota ke bagian utara dan selatan. Bila pembangunan jalan tadi selesai, Payakumbuh optimistis mampu menangkap peluang wisata dari kebiasaan orang Riau (Pekanbaru) yang suka berakhir pekan ke wilayah Sumatera Barat, seperti Bukittinggi dan Padang. Kondisi Bukittinggi yang mulai kewalahan menampung tumpahan wisatawan domestik dari Pekanbaru membuka peluang bagi Payakumbuh mengembangkan perhotelan. Payakumbuh diuntungkan karena wilayahnya dilalui rute Pekanbaru-Bukittinggi. Sementara jarak Payakumbuh- Bukittinggi 30 kilometer bisa ditempuh setengah jam berkendaraan. Karena memiliki letak yang strategis ini, Payakumbuh optimistis mengembangkan kegiatan perdagangan, perhotelan, dan restoran. Gianie Litbang Kompas http://www.kompas.com/kompas-cetak/0305/07/otonomi/298785.htm
Trackback(0)
|
|
Status Radio |
|
Yayasan Palanta Cimbuak |
Dari Awak, Oleh Awak, Untuak Kampuang Nio berpartisipasi? Silakan klik disiko |
Online Sekarang |
We have 5 guests and 6 members online |
|