Seri II. Fenomena Blogger. Sebelum jauh-jauh membahas tips dan lain, lakukan hal sederhana ini: mulailah menulis. Sementara waktu, lupakan sejenak bahwa kita tidak bisa menulis. Persetankan rumus-rumus menulis yang baik.
Menulislah untuk diri sendiri. Jadilah blogger sejati. Menulis apa saja yang kita mau, tidak peduli jelek atau baik, kapan saja, tidak takut dibaca siapa saja.
Blog, sejak tiga tahun lalu, telah menjadi sebuah fenomena di Internet. Yahoo! dan Google telah berhasil membuat mesin pencari luar biasa yang bermanfaat bagi banyak orang. Geocities mampu mengundang banyak orang untuk membuat personal website. Blogger sementara itu menggugah emosi orang dengan membuat mereka mau menulis apa saja seperti menulis buku harian di Internet. Kini jutaan orang telah memiliki blog dan mengupdatenya secara rutin. Bahkan ada yang tiap hari mengisi blognya.
Semangat blog adalah membuat kita lepas menulis. Membuat menulis adalah pekerjaan yang mudah. Membuat menulis menjadi aktivitas yang mengasyikkan. Setelah memiliki blog, rasanya gatal jika tidak menulis. Apalagi jika kita tahu ada orang yang sering datang ke blog site kita lalu memberi komentar atau mengirim email. Blog ternyata mampu membuka kungkungan banyak orang yang tidak bisa menulis menjadi rajin menulis.
Cobalah buat blog sendiri dan tulislah apa saja di sana. Masuk saja ke www.blogger.com, pilih template yang kita sukai, mulailah menulis. Kalau masih takut ketahuan orang, pakai saja nama samaran. Sangat gampang membuat blog di sana. Tak perlu kemampuan programming HTML atau PHP dan lain-lainnya. Asal pernah browsing di Internet, dan sedikit mengetahui bahasa Inggris, dengan mengklik menu-menu di sana, pasti bisa membuat blog. Kalau masih bingung, silahkan baca panduan membuat blog pagi orang biasa di http://enda-aseli.tripod.com/panduan.html.
Karena dirintis di AS, otomatis pengguna terbanyak blog adalah orang sana. Tapi jumlah pembuat blog belahan dunia lain semakin banyak, termasuk Indonesia. Banyak hal mengejutkan yang saya temukan ketika membaca blog mereka. Ada yang sambil bekerja dan menemani istrinya kuliah S2 di Bangkong, ia membuat blog yang isinya bukan hanya buku harian dia, tetapi justru tips2 membuat blog yang ia terjemahkan dalam bahasa Indonesia. Ia juga bisa membuat semacam knowlde center untuk marketing - sebuah disiplin ilmu yang ia sukai. Coba lihat di blog Enda Nasution di http://enda-aseli.tripod.com/.
Saya punya mantan anak buah yang kini sedang menuntut ilmu di Jerman, amat rajin menulis blognya. Sebelum tahu ia memiliki blog, saya tidak menyangka ia bisa menulis sebagus ini. Apalagi dalam bahasa Inggris. Coba lihat blognya: http://home.avianto.com/. Saya juga terpana ketika membaca blog mantan anak buah yang kini sedang belajar bahasa mandarin di Taiwan. Saya tidak menyangka ia bisa menulis banyak hal diluar hal yang ia tekuni dengan bahasa yang menarik. Bahkan sambil belajar bahasa Mandarin selama di Taiwan, ia menulis blog dalam bahasa Inggris. Kalau ada waktu, coba mampir ke http://meidays.blogspot.com/. Bahkan ada beberapa CEO Indonesia pun membuat blog dia sendiri.
Ketika orang boleh menulis sebebas mungkin, tanpa rasa takut, tanpa kungkungan aturan-aturan baku, lahirlah manusia-manusia baru. Banyak hal yang selama ini terpendam dalam diri orang kelihatan terpancar begitu dituangkan dalam tulisan, terutama via blog ini. Memang ada beberapa blog yang isinya cengeng, chauvinist, atau ekshibis, namun itu tidak mengurangi banyak hal positif yang diraih para blogger. Yang utama adalah, mereka bisa menulis semudah mereka bercakap-cakap lisan. Bahkan yang mengasyikkan, mereka membuka pintu persahabatan lintas negara dan benua melalui blogger. Coba perhatikan banyak blog site yang komentarnya bukan hanya dari teman-teman lama, tetapi juga dari teman-teman baru yang datang dari belahan dunia lain.
Kalau malas menulis di blog, cobalah baca 8 alasan kenapa menulis blok menarik versi Enda Nasution: http://enda-aseli.tripod.com/8_sebab_punya_blog_weblog.html. Kalau masih enggan juga memulai di blog, mulailah menulis apa saja yang kita mau di mana saja. Lagi ngopi habis makan siang, boleh saja iseng2 nulis di laptop sebelum mulai kerja lagi. Atau sore hari ketika menunggu macetnya jalanan Jakarta, sambil browsing Internet, iseng-isenglah menulis. Saya kadangkala menulis malam hari di samping istri yang tengah tidur, atau pagi-pagi sebelum anak berangkat sekolah. Bahkan ketika di perjalanan ke kantor saya sering membuka laptop dan menulis.
Anak saya pun sejak kecil sudah biasa menulis. Setiap habis melakukan aktivitas yang unik, misalnya pulang kampung dan bertemu keluarga atau teman-teman baru, ia menuliskan pengalamannya dalam dua lembar kertas. Ketika menggambar pun tak lupa ia sisipkan kata-kata. Tak mengherankan jika kemampuan menulisnya lumayan bagus. Menulis, siapa takut?
Diposting pada mailing list UGM Disadur oleh : Dewis Natra
Trackback(0)
|