Written by Andi Jupardi
|
Thursday, 17 April 2008 |
Jika saya mendengar lagu minang yang cukup popular ini KabauPadati *) Saya teringat akan seseorang…… Inilah lagu ..yang membuat hatinya..bathinnya menangis Yang membuat air matanya jatuh ke “dalam” Mungkin dia ingat akan perjalanan hidup yang dia tempuh Mungkin dia ingat akan “nasib malang” saudaranya Ketika tanpa putus asa, tanpa mengenal lelah.. Dalam berusaha…dalam bekerja…untuk hidup Tapi selalu nasib baik belum berpihak Seperti lirik lagu kabau Padati tersebut
Dan lagu ini…sangat menyentuh Dengan metafora…pengandaian yang begitu pas Khas “kato-kato malereang” minang Dalam menyampaikan nasihat, pituah, nasib malang, bahagia, sedih dan suka Kita coba simak “metafora malereang” lagu ini Panek manurun nan jo mandaki Malaleh kuduak nan dek pasangan Batanyo la kabau nan ka padati Jauh kok lai parantian Perjalanan yang panjang ketika mencari hidup (baca : Nafkah di dunia) Begitu berat…tapi tetap harus dilakukan Putus asa menghampiri diri..karena begitu “berat” Kapan…nasib sedikit lebih baik akan berpihak.. Parantian taraso jauh dek…”kuduak malaleh”…sakit yang luar biasa Sebaliknya…jika kuduk ini…menahan beban yang ringan Tentunya…perhentian yang jauh….akan terus ditempuh Di Kampuang ka sawah maelo bajak pai marantau maiirik padati Kironyo batuka baruak jo cigak Hiduang ndak lapeh dari tali Semua usaha sudah di coba tanpa putus asa Semua jalan sudah ditempuh..dengan kerja keras Tapi…hasilnya…hanya untuk mempertahankan hidup Tak lebih tak kurang… untuk bertahan hidup adalah hanya untuk makan dan minum Elo tak elo alah den elo Pungguang lah abih.. ndeh mamak kanai palacuik Cubo tak cubo alah den kao nde.. samo sajo dapek makan panyambuang hiduik Ketika kuduk itu sakit dan meradang Perhentian semakin jauh untuk ditempuh Masih terus untuk mencoba melangkah Walau dengan tertatih tatih Bukan kuduk lagi yang sakit tak tertahankan Punggungpun ikut menahan sakit Ketika terus mencoba dan mencoba..lagi bertarung dengan hidup Walau hasilnya….hanya untuk bertahan hidup Nasib yang belum berpihak….kerja keras yang belum menunjukan hasil Kuduk dan punggung sakit tak tertahankan Hidung yang tidak pernah lepas dari tali Ditutup lagu ini dengan sebuah keluhan yang menjerit Ondeeeee….. nasib bak cando kabau padati Iyooooooooo...... malang nasibnyo kabau padati Lagu minang seperti ini, akan membuat air mata jatuh ke hati Pekanbaru. 7 April 2008 *) Lagu Kabau Padati Ciptaan Seniman Lagu Minang Klasik “ Syahrul Tarun Yusuf” Atau yang dikenal dengan nama singkatan Satayu
Trackback(0)
|
Last Updated ( Thursday, 17 April 2008 )
|