Tower Telekomunikasi.
Written by B katik Sulaiman   
Tuesday, 11 November 2008

Banyak terjadi Protes masyarakat awam terhadap pembangunan tower Telekomunikasi di kota Padang, hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi pihak operator terhadap masyarakat, yang nota bene tidak memahami dan mendapatkan informasi yang kurang jelas dari berbagai pihak.

Kita tidak dapat menyalahkan masyarakat yang salah kaprah dalam menyikapi tower telekomunikasi, karena memang mereka tidak mengetahui dan tidak mendapatkan informasi yang benar tentang apa dan bagaimana tower serta akibat yang dapat ditimbulkan oleh tower tersebut.

Tower telekomunikasi baik untuk pemancar Gelombang Micro Digital ( GMD ) maupun untuk BTS ( Base Transceiver System) pemancar HP, Untuk GMD biasanya memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 4 sampai 7 Ghz , dimana antara antenna pemancar dengan antenna penerima berjarak sekitar maksimum 60 Km dan harus LOS ( Line Of Side ) tidak ada obstackle ( penghalang ) yang menghalangi antara keduanya., biasanya dengan ketinggian diatas 40 meter dari permukaan tanah. Gelombang yang dipancarkan adalah gelombang ruang, merambat lurus diudara.

Sementara untuk BTS adalah memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi rendah berkisar antara 900 s/d 1800 Mhz., yang dipancarkan oleh antenna sektoral yang nantinya akan ditangkap oleh antenna HP pada masing-masing pelanggan HP.Secara teknologi gelombang radio dapat dinyatakan aman untuk kesehatan manusia dan peralatan listrik di rumah tangga. Sudah lama sekali gelombang radio dipergunakan manusia untuk komunikasi mulai dari Abraham Bell menemukan Telegraph, sampai kepada teknologi cellular saat ini.yang dapat memudahkan manusia untuk berkomunikasi satu dengan lainnya.

Tower Telekomunikasi dapat dibedakan dari bentuk dan konstruksinya, mulai dari yang sederhana berbentuk segi tiga, yang ditopang dengan tali agar tidak meliuk-liuk terkena hembusan angin, ini jenisnya adalah Tower Gaymas, yang mempunyai temberang sebagai suportingnya, keamanan dari tower ini paling bawah secara konstruksi, kalau bebannya berat maka dikhawatirkan patah dan menimpa sekitarnya.Jenis yang kedua adalah SST ( Self Suporting Tower ), dimana tower ini mempunyai konstruksi baja mempunyai kaki empat buah dengan fondasi tertanam kebawah tanah dengan kedalaman tertentu, besi rangka tower ini dilapisi dengan galvanis yang tahan samapai puluhan tahun tidak berkarat, lagi pula tower ini pemeliharaannya dengan mencat dengan cat khusus anti karat, sehingga kemungkinan tower ini roboh sangat kecil., tinggi tower berfariasi tergantung kontur bumi, kalau kontur bumi datar maka diperlukan tower yang lebih tinggi, sementara kalau didaerah perbukitan, tower dibangun diats puncak bukit dengan ketinggian yang relative rendah.

Tower Telekomunikasi berbeda dengan tower Listrik , yang ditopangnya adalah kabel yang dialiri oleh Saluran Umum Tegangan Extra Tinggi ( SUTET ), dimana arus listrik yang dilewatkannya adalah diatas 20.000 KV, sehingga menimbulkan radiasi listrik yang cukup besar.

Sementara tower Telekomunikasi yang ditopangnya adalah antenna  yang memancarkan gelombang elektromagnetik atau kita sebut dengan gelombang radio, yang radiasinya berkisar berordo watt, sehingga belum sampai ketanah sudah hilang radiasinya itu.jadi boleh dikatakan aman untuk kesehatan manusia dan peralatan elektrik umah tangga.Sinyal BTS,  tidak akan mengganggu frekuensi radio dan TV karena peralatan BTS bekerja pada gelombang 900 mhz dan 1.800 mhz. 

Sementara radio dan TV bekerja pada 100-600 mhz. Kekuatan tower pun tidak perlu diragukan, karena telah dirancang mampu menahan angin berkecepatan hingga 120 km/jam dan pondasi yang sangat kokoh di mana setiap cm2 mampu menahan beban hingga 225 kg.

"Berdasar penelitian WHO dan Fakultas Teknik UGM, BTS tidak terdapat radiasi yang membahayakan kesehatan manusia.level batas radiasi yang diperbolehkan menurut standar yang dikeluarkan WHO masing-masing 4,5 watt/m2 untuk perangkat yang menggunakan frekuensi 900 MHz dan 9 watt/m2 untuk 1.800 MHz. Sementara itu, standar yang dikeluarkan IEEE C95.1-1991 malah lebih tinggi lagi, yakni 6 watt/m2 untuk frekuensi 900 MHz dan 12 watt/m2 untuk perangkat berfrekuensi 1.800 MHz.“Umumnya, radiasi yang dihasilkan perangkat-perangkat yang digunakan operator seluler tidak saja di Indonesia, tapi juga seluruh dunia, masih jauh di bawah ambang batas standar sehingga relatif aman..Sejauh ini protes dan kekhawatir masyarakat terhadap dampak radiasi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan perangkat telekomunikasi seluler lebih banyak datang dari mereka yang tinggal di sekitar tower BTS (base transceiver station).

Sejauh ini belum ada satu pun keluhan atau kekhawatiran akan dampak radiasi itu yang datang dari para pengguna telefon seluler. Padahal, jika dihitung-hitung, besarnya daya radiasi yang dihasilkan pesawat telepon seluler jauh lebih besar daripada radiasi tower BTS. Memang betul, daya dari frekuensi pesawat handphone sangat kecil, tapi karena jaraknya demikian dekat dengan tubuh kita, dampaknya juga lebih besar..Pernyataan tersebut didasarkan atas hasil perhitungan menggunakan rumus yang berlaku dalam menghitung besaran radiasi.

Misalnya saja, pada tower BTS dengan frekuensi 1800 MHz daya yang digunakan rata-rata 20 watt dan pada frekuensi 900 MHz 40 watt, sedangkan pesawat handphone dengan frekuensi 1.800 MHz menggunakan daya sebesar 1 watt dan yang 900 MHz dayanya 2 watt.

Berdasarkan hasil perhitungan, pada jarak 1 meter (jalur pita pancar utama), tower BTS dengan frekuensi 1.800 MHz mengasilkan total daya radiasi sebesar 9,5 w/m2 dan pada jarak 12 meter akan menghasilkan total radiasi sebesar 0,55 w/m2. Untuk kasus tower yang memiliki tinggi 52 meter, berdasarkan hasil perhitungan, akan menghasilkan total radiasi sebesar 0,029 w/m2. “Jadi, kalau melihat hasil perhitungan demikian, sebenarnya angkanya sangat kecil sehingga orang yang tinggal di sekitar tower BTS cukup aman. Lagipula kalau tidak aman, bisnis sektor telekomunikasi pasti akan ditinggalkan konsumen.

Pada Tower juga dilengkapi dengan grounding atau system pentanahan, yang gunanya adalah penangkap petir, dimana kalau terjadi petir maka yang duluan disambar adalah kutub negative yang terdekat dengan awan atau ion positive , dimana pada puncak tower dipasang finial dari tembaga dan dialirkan ketanah dengan kabel BCC, sehingga aliran petir cepat mencapai tanah dan mengamankan daerah sekitarnya dari sambaran petir, karena sifat dari arus listrik adalah mencari jalan tependek mencapai tanah, dan hilang di netralisir oleh bumi, ( kejarlah daku engkau ku tangkap ).

bahan :dari berbagai sumber.

Trackback(0)
Comments (10)

de alfiand said:

salam...
cukup melegakan membaca artikel katik sulaiman.
namun saat ini tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemimpin, perusahaan, dan orang per orang di indonesia saat ini sedang berada pada titik nadir. culture of trust itu sedang tidak hadir di indonesia.

jadi apa yang katik sulaiman paparkan di atas, hanya melegakan kalau semua orang indonesia, termasuk pemimpinnya adalah orang swiss atau jerman yang terkenal presisi dan tepat waktu, serta taat asas. di jakarta, kalau kita membaca surat kabar, ada tower yang roboh dan menimpa rumah rakyat. ya tentu tidak semua tower, tapi satu atau dua tower roboh sebenarnya itu cukup untuk membawa kita untuk melihat faktor kesalahan di dalamnya. sementara ini faktor yang dikedepankan adalah human error.

selama mental korupsi masih meraja lela di masyarakat kita, yang dicerminkan dengan tingkat korupsi para pemimpin kita yang masih sangat tinggi, jangan salahkan kalau masyarakat tidak percaya dengan semua kabar dan cerita teknis. di negeri ini spesifikasi teknis apa yang tidak bisa diakali.

sekian pembelaan orang awam, dari ambo. rakyat awam sementara ini sebenarnya tidak salah kaprah dengan kekhawatiran mereka. apatisme rakyat awam sekarang ini sangat beralasan.

semoga saja negeri kita memasuki era standar internasional... pada saat itu saya akan percaya dengan data teknis dan spesifikasi teknis yang dipaparkan di indonesia, termasuk yang katik sulaiman paparkan.

semoga hari dengan social trust dan culture of trust itu segera datang...


de alfiand
 
report abuse
vote down
vote up
November 15, 2008
Votes: +0

B katik Sulaiman said:

tarimo kasih sanak, ateh koment no ko nan pantiang masyarakaiak dapek informasi nan sasuai jo spesifikasi teknis .. kalau masalah, main bamain ko ambo indak sato doh sanak.
saya berpikiran positive saja..segala resiko yang mungkin terjadi sudah dieliminasi , harus sesuai dengan spesifikasi teknis tadi.
demikia dan terima kasih.
 
report abuse
vote down
vote up
November 15, 2008 | url
Votes: +0

Marseli Jefri said:

Terima kasih atas infonyo...

Nio batanyo juo ambo...
Apakah Microwave antara link ke satu link yg lain yg dipasang di roof top building seperti di mall2 yg terdapat dikota2 besar mendatangkan pengaruh kepada pengguna dan seberapa besar frekuensinya dibandingkan antenna yg frekuensinya diterima oleh pemakai.Karena di kebanyakan kota contohnya di sumatera ketinggian bangunan tidaklak setinggi di kota2 besar di jawa. Jadi antara link ke link yg lain terlalu dekat jaraknya dengan kita dan apakah ianya tidak mendatangkan apa2 kesan pada kita?
Kalo tower mungkin ianya dtempatkan jauh dari kita atau ketinggiannya yg tinggi tidak terlalu mempengaruhi kita.Tapi gimana yg berada di Roof top atau ada yg berada diatas tiang lampu atau di tempat yg stategik yg jelas berada dikebanyakan tempat yg rendah dan datar.Apalagi di padang.....yg membangun .......
 
report abuse
vote down
vote up
November 18, 2008
Votes: -5

de alfiand said:

salam dun sanak...
salam katik sulaiman...

ambo sekadar mengomentari kembali. tulisan katik sulaiman memang sudah mengarah kepada tulisan teknis, akan tetapi paragraf pertama dan kedua bukanlah sebuah tulisan teknis, tetapi lebih sebagai sebuah tinjauan sosio-antropologi, karena katik sulaiman sudah menyampaikan pendapat sendiri.

kalau dunsanak katik sulaiman ingin menulis tulisan sebagai paparan ahli, seyogyanya paragraf pertama dan kedua itu dihilangkan, karena justru di awal-awal sekali sudah melontarkan polemik dan pembenaran atas suatu pembangunan tower (sehingga maaf-maaf kalau bisa jadi ada yang menyangka katik sulaiman adalah salah satu agen/peneliti yang ditunjuk oleh korporasi yang membangun tower).

demikian saja, semoga tidak menimbulkan polemik. selebihnya saya salut kepada dunsanak katik sulaiman yang telah memberikan paparan yang lugas dan mudah dimengerti kepada kita semua.

wasalam

de alfiand



 
report abuse
vote down
vote up
November 19, 2008
Votes: +0

B katik Sulaiman said:

Tarimo kasih sanak alfiand ateh saran dan masukkan nyo. insyaAllah kalau mambuek tulisan nan katibo akan ambo perhatikan..
 
report abuse
vote down
vote up
November 19, 2008 | url
Votes: +0

B katik Sulaiman said:

Dunsanak Marseli Jefri .terima kasih atas komentnya...
ambo bukan ahli microwave..tapi nan sempat ambo baco dan saketek-saketek baraja bahwa GMD (gelombang Micro Digital), untuak hubungan back bone jarak jauh sahinggo paralau tower nan katinggian nyo tertentu , tapi kalau diateh gedung yo ambo indak dapek manjawek doh sanak, mohon maaf...ambo hanyo sakedar ingin mambari pengertian kapado masyarakaik , bahwa radiasi itu memang ado, tapi indak banyak pangaruah ka kesehatan manusia...memang paralu penelitian nan labiah lanjuik untuak kasus mode nan sanak tanyoka.
Tarimo kasih.
 
report abuse
vote down
vote up
November 19, 2008 | url
Votes: +0

karisiak said:

sabagai tambahan se....!!!

Selain itu, ketatnya aturan mengenai pembangunan menara bisa menjadi tolok ukur keamanan radiasi BTS.”Pancaran gelombang elektromagnetik yang besar memang berkolerasi dengan kesehatan manusia,” ujar Heru Sutadi, anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).

Maka, regulator membuat pagar yang ketat bagi operator untuk membikin menara BTS mereka.Misalnya, ada standar dari International Telecommunication Union (ITU) dan Dirjen Postel.Dengan aturan tentang jarak ini, diharapkan pancaran gelombangnya tidak mengganggu makhluk hidup terutama manusia.
 
report abuse
vote down
vote up
November 19, 2008
Votes: -1

Marseli Jefri said:

TERIMA KASIH....TO B katik Sulaiman....ATAS infonyo..
Ambo raso memang paralu penelitian yg datail terhadap perkara yg kita utarakan sekarang ini karena kepesatan semua Operator Telekomunikasi yg bagai cendawan tumbuh di Negara kita mungkin suatu hari nanti akan mempengaruhi aktivitas kita..."mungkin"...
Contohnyo di malaysia..karano kebetulan ambo disini..telah menetapkan satu peraturan yg menetapkan tower telekomunikasi tidak boleh dibina dekat dengan jarak kawasan perumahan...walapupun pada hakikatnya ia tidak bisa dibina berhampiran dengan kawasan perumahan bukan berarti ia tidak memberikan radiasi kepada pengguna tapi dengan larangan tersebut operator mencari jalan lain dengan membinanya di atas roof top karena dengan ketinggian bangunan maka tidak perlu mereka membina tower. Karena mereka mimilih kawasan seperti ruko untuk lari dari tindakan undang2 dan ruko menjadi pilihan karena ia bukanlah satu kawasan perumahan.
Jadi saya rasa dengan adanya penilitian yg menyeluruh maka saya harap akan dapat menjadi satu garis panduan untuk kita dimasa hadapan...LIHATLAH BETAPA MARAKNYA OPERATOR2 TELEKOMUNIKASI MENINGKATKAN LAYANAN MEREKA....dari 2G ke 3G...up grade layanan tidak mungkin MICROWAVE, SECTOR ANTENNA juga tidak di upgrade....
Apalagi nanti akan ada WiMAX...yg menggunakan teknologi yg lebih tinggi dan frekuensi yg lebih tinggi....
.......banyak ngak sinyal hp kita??....apakah kurang radiasi yg kita terima??......
......FIKIR-FIKIRKANLAH...........
 
report abuse
vote down
vote up
November 19, 2008
Votes: +0

de alfiand said:

salam dunsanak katik sulaiman...

hehehhehe, ambo sekadar mengkritisi tulisan itu sebenarnya... supaya kita mendapatkan informasi yang jernih dan bebas distorsi.

wasalam
 
report abuse
vote down
vote up
November 19, 2008
Votes: +0

B katik Sulaiman said:

sanak alfiand...
hehehe... anggap se lah paragrap pertama dan ke dua itu..tidak ada..maklum baru baraja manulih...
tapi walaupun begitu tarimo kasih atas masukan dan kritisinya.
wassalam..
 
report abuse
vote down
vote up
November 22, 2008
Votes: +0

Write comment
You must be logged in to a comment. Please register if you do not have an account yet.

Last Updated ( Wednesday, 19 November 2008 )